Rabu, 01 Agustus 2007

Sultan Pagaruyung Dukung Penegakan Syari'at Islam

Rabu, 01 Agustus 2007
Pewaris Kesultanan Pagaruyung, Minangkabau, mendesak para tokoh umat Islam meningkatkan pembinaan guna mempercepat penegakan syari'at

Hidayatullah.com--Sultan Muhammad Taufik Thaib, pewaris Kesultanan (Kerajaan) Pagaruyung, Minangkabau, mendesak para tokoh umat Islam meningkatkan pembinaan dan program nyata bagi mempercepat penegakan syari'at Islam di ranah Minang (provinsi Sumatera Barat).
Berbicara pada Mudzakarah Ulama, Adat dan Kesultanan yang diselenggarakan KPSI Sumbar Sabtu dan Ahad lalu, Sultan M. Taufik Thaib menyatakan, pengamalan syari'at Islam telah dilaksanakan Kesultanan Pagaruyung sejak dulu hingga hari ini.
Secara internal, kata pewaris Kesultanan Pagaruyung ini, sejak masuknya Islam ke Minangkabau, pihak kerjaan telah mereformasi struktur kerajaan antara lain dengan mengangkat Raja Ibadat dan Raja Adat serta Tuan Kadhi. Dan, secara eksternal, Kesultanan Pagaruyung terus menerus melaksanakan penyebaran agama Islam keberbagai wilayah di Nusantara hingga ke Malaysia dan Thailand.
Kesungguhan untuk menenggakan dan mengamalkan syari'at Islam, juga terus dilaksanakan Pewaris Kesultanan Pagaruyung hingga hari ini. Bahkan di awal era reformasi pada tahun 2001, ketika menobatkan pewaris Gajah Tongga Koto Piliang, pewaris Kerajaan Pagaruyung ini sudah mengeluarkan "Titah" (seruan) agar syari'at Islam ditegakan di wilayah Sumbar.
Sayangnya, seruan itu kurang mendapat sambutan. Menurut Sultan M. Taufik Thaib, disamping banyak yang belum benar-benar paham akan syari'at Islam , banyak pula yang phobia terhadap SI, bahkan masih ada sebagian ulama yang mempertanyakan, apa perlu penegakan SI di Minangkabau. Bagaimana dengan Mentawai?
Padahal seperti Piagam Jakarta, kata S.M Taufik Thaib, kewajiban melaksanakan Syari'at Islam hanya bagi pemeluknya. Tapi tetap saja ada yang phobi. Mereka takut jika Islam diamalkan, umat Islam akan kuat dan negeri ini akan menjadi kuat dan berkembang pesat.
Untuk ke depan, Pewaris Kesultanan Pagaruyung ini berharap agar para tokoh dan komponen umat Islam Sumatera Barat bersatu, meninggalkan friksi-friksi, kepentingan kelompok dan harakah dengan mengutamakan kebersamaan bagi penengakan syari'at Islam.
Tak perlu berburu jabatan, "Optimalkan saja dulu struktur dan komponen yang sudah ada. Sampai ke struktur Kaum Nagari sudah ada Penghulu Andiko, bahkan di keluarga juga sudah ada Mamak Tungganai dan seterusnya. Kita mulai saja dari potensi ini dulu. Bantu dan bina mereka untuk menegakan dan mengamalkan syari'at Islam secara bersungguh-sungguh," harapnya.
Untuk itu para ulama dan tokoh umat Islam di Sumbar harus memperlihatkan keteladan dalam pengamalan syari'at Islam dalam keluarganya dan di masyarakat.
Ketua KPSI H. Irfianda Abiddin yang juga moderator acara menyatakan, pihaknya siap mensosialisasikan hasil mudzakarah Ulama, Adat dan Kesultanan ini ke masyarakat di pelosok nagari. Untuk hitu diharapkan bantuan dan dukungan semua pihak. [dodi/www.hidayatullah.com]

Tidak ada komentar: